script>var vioMagzSetting={relatedPosts:!0,jumlahRelatedPosts:4,relatedPostsThumb:!0,numberedPageNav:!0,perPage:8,bacaJuga:!0,jumlahBacaJuga:5,judulBacaJuga:"Baca Juga",}
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

contoh soft selling dan hard selling di dalam penjualan produk barang / jasa

contoh soft selling dan hard selling di dalam penjualan produk barang / jasa

Dalam memasarkan sebuah produk barang/jasa terutama dengan media daring perlu perhatikan beberapa contoh soft selling dan hard selling di dalam penjualan produk barang / jasa dengan memperhatikan teknik promosi menggunakan keduanya dengan porsi 80 banding 20 persen artinya adalah dengan menggunakan soft selling menggiring konsumen untuk percaya pada produk kita sedangkan hard selling adalah dengan promosi secara cepat atau sporadis.

Soft selling adalah mengutamakan konsumen untuk lebih percaya dan membutuhkan perlu waktu tapi metode ini paling banyak di gunakan di bandingkan dengan hard selling dalam penjualan online dan offline karena konsumen tidak akan terganggu,bayangkan siapa yang mau terganggu anda pun pastinya tidak mau jika terganggu dan ini sangat banyak digunakan untuk menjual sebuah produk barang dan jasa dengan menyusun teks atau kata kata yang menggiring konsumen untuk lebih percaya dan melakukan closing.

Contoh soft selling dan hard selling di dalam penjualan antara lain :

  • Soft selling

Soft selling adalah teknik penjualan dengan cara misalnya seorang artis,public figur,tokoh dan lainya  inisial A bagi bagi tips dalam memilih fashion yang digunakan dalam keseharianya dengan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau dan disusun dengan kata kata atau teks yang selanjutnya mengarahkan cerita sebuah masalah sampai selesai,misalnya masalahnya sebuah fashion selanjutnya memberikan solusi produk yang di pakai adalah produk B.

  • Hard selling

Sedangkan contoh hard selling adalah promosi dengan cepat dan segera seperti diskon 50 % membeli sebuah produk dengan bonus dan hadiah dan lain sebagainnya dengan ketentuan adalah dengan harga yang jelas seperti sudah di tulis di teks,jadi konsumen akan di suguhi dengan promosi yang diarahkan untuk segera membeli dan hal ini kekuranganya adalah sangat mengganggu karena konsumen juga merasa bosan  dan terganggu ini merupakan kekurangan dari hard selling di bandingkan dengan soft selling.

Dengan menggunakan contoh tersebut antara soft selling dan hard selling terdapat kelebihan dan kekurangan masing masing hanya yang umumnya di pakai dalam penjualan adalah dengan 80% soft selling dan 20 % hard selling dalam melakukan penjualan karena dengan berbagai alasan seperti :

  • membangun kepercayaan yang berdampak dalam jangka panjang,
Terutama untuk produk barang/jasa yang banyak membangun jaringan seperti media daring promosi karena brand juga membutuhkan kepercayaan dari konsumen,ingat produk terkenal yang laris manis dan masih bertahan karena sudah mendapat kepercayaan dari konsumen.
  • konsumen tidak merasa di paksa karena siapaun pastinya tidak di paksa dan terganggu.
Agar konsumen tidak merasa terganggu maka dapat dilakukan dengan teknik soft selling karena akan membuat sebuah cerita alur permasalahan yang banyak di hadapi konsumen dan selanjutnya memberikan sebuah solusi berupa produk barang/jasa yang akan di promosikan.

Demikian contoh soft selling dan hard selling di dalam penjualan produk barang / jasa jika menggunakan soft selling lebih di rekomendasikan karena membangun kepercayaan dan tidak memaksa serta memerikan sebuah cerita selanjutnya memberikan solusi,dan berbeda dengan hard selling yang menggunakan cara cepat tapi dengan memaksa pembeli untuk melakukan pembelian tetapi bukan membangun keparcayaan dan umumnya menggunakan perbandingan 80% soft selling dan 20 % hard selling dalam memasarkan sebuah produk barang/jasa.



Posting Komentar untuk "contoh soft selling dan hard selling di dalam penjualan produk barang / jasa"